Akurat dan Terpercaya
HomeIndeks

Belum Temui Titik Temu Lahan Garapan Posko III Pepandu, Warga Kembali Gelar Aksi 

banner 120x600

LAMSEL, WARTAPRO.ID – Belum menemui titik temu, terkait kisruh lahan garapan pertanian, Warga Penggarap lahan posko III Pepandu, Desa Ruguk kembali gelar aksi di Kantor Desa setempat.

Akibat kisruh lahan pertanian dan tidak ada titik temu, hari ini warga penggarap Posko III Pepandu kembali menggeruduk ke kantor Desa Ruguk, Kecamatan Ketapang, Kabupaten Lampung Selatan (Lamsel), pada Rabu (12/3/2025).

banner 325x300

Kali ini, turun juga ke lapangan, mantan Camat Penengahan Lukman Hakim sebagai koordinator penyampai aspirasi masyarakat penggarap yang tergabung dalam posko III Pepandu.

“Kegiatan kami hari ini, kedatangan kemari tidak lain adalah karena kami kemarin diundang oleh Bapak Kepala Desa, namun kami tidak hadir, masalahnya masalah tempat. Kenapa kami di undang kami warga Ruguk tempatnya di Polres, sedangkan warga kami disini, sedangkan pokok permasalahannya juga di Desa Ruguk, tidak ada tempat lain, makanya kami pada pagi ini menggeruduk ke Balai Desa karena yang mengundang kami adalah Kepala Desa,” terangnya kepada awak media yang hadir.

Lukman Hakim menyampaikan beberapa point-point tuntutannya, “tuntutan kami yang pertama yaitu untuk dihentikan kegiatan yang dilakukan oleh Rangga Cs,” tegasnya.

Lanjutnya, “permintaan kami ini, Rangga ini tidak bisa menunjukkan keabsahan daripada kepemilikannya, kami masih menunggu,” ucap tokoh yang juga pernah menjabat Camat Penengahan ini.

“Harapan kedepan, sudah saya sampaikan dengan Kepala Desa, kalau ini tetap lanjut dengan aman dan nyaman tunjukan keaslian dari Bapak Rangga dari Bakri Brothers ini, itu yang pertama. Yang kedua Bapak Rangga itu turun aja kesini menyampaikan dengan warga, kalau dia agak kwatir, keamanan bisa kita undang dari Polsek apa dari Polres Nah itu Damai pak,” harapnya.

“Tapi kalau kami di ajukan ke Polres sana, ya namanya masyarakat, gak bisa ngomong kita kalau disana, kalau disini kapan saja, nah itu yang kami tuntut dengan Bapak Kepala Desa, Kapan mau Mediasinya, mau besok apa kapan mau datang kesini.” Tandasnya.

Senada, Uroy juga menjawab terkait langkah-langkah jika tuntutan mereka tidak dipenuhi. 

“Kalau seandainya langkah-langkah mediasi kedua nanti di blok, kami tetap mempertahankan hak kami, untuk menunggu keabsahan nya itu, kami tetap akan bertahan,” tegasnya.

Terkait langkah hukum, Iya menjelaskan, “ada, mungkin itu rencana kami untuk langkah hukum, sebelum kami melangkah kesana, adanya mediasi kedua kami akan tetap bertahan dan menunggu keabsahannya, kalau mereka bisa menunjukkan pelimpahan dari Bakrie Brothers, tentunya ada rekam jejak,” jelasnya lagi.

“Karena kami sendiri yang menerima dari Bakrie Brothers dulu. Ini menunjukan ketidakpuasan kami, Karena apa karena memang selama ini kami diam, karena tanah kami menjadi kisruh dari mafia-mafia tanah waktu itu, ketika sekarang di tahun 2025 ini datang saudara Rangga dari Partai Gerindra Dewan Provinsi, mengklaim disini ada tanah orang tuanya, Nuril Hakim dia sebagai anaknya dia punya tanah disini, dia mengukur berdasarkan surat pelepasan dengan Bakri itu, sampe sekarang dia belum bisa menunjukan keabsahan,” papar Uroy mendampingi Lukman Hakim.

Dalam keterangannya, setidaknya ada 60an warga penggarap lahan yang ikut dalam aksi kedua kali ini, yang sebelumnya aksi pekan lalu pada Selasa (4/3) hanya ada 30an orang.

“Waktu pengukuran memang ada sosialisasi, cuma disitu waktu sosialisasi pihak Desa tidak bisa menunjukan apa yang diminta, ada salah satu warga yang menanyakan, mana surat pelimpahan dari Bakrie Brothers kepada pihak Rangga, sampe sekarang belum ada. Karena masyarakat lemah ya ikut-ikut aja gitu kan, sekarang mereka menyadari semua itu adalah permainan, karena apa karena hal ini tidak terjadi kalau memang pihak aparatur Desa ada di pihak masyarakat, gak akan ada terjadi seperti ini,” tuturnya.

Serta terkait informasi ada sekitar 70an warga penggarap yang sudah menerima kompensasi dari pihak Rangga, dirinya menyebut, “kita gak tahu di iming-imingi apa dari pihak mereka bisa menerima kompensasi senilai seribu itu. Dan kalau kami disini tetap bertahan.” Pungkasnya. (Red)

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *