LAMSEL, WARTAPRO.ID – Dosen dan Mahasiswa Universitas Indonesia Mandiri melakukan kegiatan pengabdian masyarakat di Pemerintahan Desa di Desa Kunjir, Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan. Selasa, (17/6/2025).
Kegiatan pengabdian masyarakat ini berjudul “Desa Digital dan Informatif : Visualisasi dan Manajemen Konten Layanan Publik Berbasis Teknologi Informasi di Pemerintahan Desa Kunjir Lampung Selatan.
Di era digital saat ini, pelayanan publik tidak hanya menuntut kehadiran fisik, melainkan juga kemudahan akses, transparansi informasi, serta efektivitas komunikasi antara pemerintah dan masyarakat. Pemerintahan desa sebagai garda terdepan pelayanan publik memiliki tantangan untuk bertransformasi menjadi entitas yang digital dan informatif.
Desa Kunjir di Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan merupakan salah satu wilayah pesisir yang memiliki dinamika sosial, ekonomi, dan geografis yang kompleks, serta kebutuhan pelayanan publik yang semakin berkembang.
Dalam pengabdian masyarakat ini, terdapat 4 dosen dan 3 mahasiswa yakni Ketua Pelaksana, Ence Sopyan, S.Sos., M.A.P., Yugo Dwi Prasetio, S.I.Kom., M.I.Kom, Eko Azis Apriadi, S.T., M.Kom, Chairunnisa, S.I.Kom., M.I.Kom, Indra Alfani dari mahasiswa Desain Komunikasi Visual, Aprijal dari mahasiswa Administrasi Publik, dan Epry Nikola dari mahasiswa Informatika.
Ketua pelaksana, Ence Sopyan mengatakan, di tengah peluang digitalisasi, Desa Kunjir masih menghadapi keterbatasan dalam pengelolaan konten layanan publik. Aparatur desa belum sepenuhnya memahami pentingnya visualisasi informasi yang komunikatif dan penggunaan platform digital secara sistematis.
“Media sosial yang sudah dimiliki oleh desa belum dimanfaatkan secara maksimal, kontennya masih minim, tidak terencana, dan belum mengarah pada penyebaran informasi yang efektif. Hal ini menyebabkan pelayanan bersifat reaktif, tidak terdokumentasi dengan baik, dan tidak menjangkau seluruh lapisan masyarakat secara merata,” kata Ence saat diwawancarai setelah acara selesai. Selasa, (17/6/2025).
Ia juga mengatakan, kegiatan pelayanan publik, pembangunan desa, dan mitigasi bencana yang rutin dilakukan belum terdokumentasi dalam bentuk visual yang dapat diakses dan disebarluaskan.
“Akibatnya, partisipasi masyarakat dalam kegiatan desa juga menjadi rendah karena kurangnya informasi yang dapat dipahami dengan mudah,” ujarnya.
Ence menuturkan, dari hasil observasi awal dan komunikasi dengan pihak pemerintahan desa, ditemukan pula bahwa motivasi untuk belajar dan bertransformasi secara digital sangat tinggi, namun tidak diiringi oleh dukungan teknis dan sumber daya manusia yang memadai.
“Keterbatasan ini menunjukkan perlunya kolaborasi lintas keilmuan, terutama dari bidang Administrasi Publik, Desain Komunikasi Visual, dan Informatika, untuk menjawab kebutuhan tersebut secara interdisipliner,” tuturnya.
Ia menjelaskan, solusi yang ditawarkan melalui kegiatan ini adalah penerapan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk membangun desa yang digital dan informatif.
“Tim pengabdian merancang program pelatihan terpadu yang melibatkan perangkat lunak desain grafis sederhana seperti Canva dan CapCut, pengelolaan media sosial yang strategis, serta pembuatan konten layanan publik berupa infografis, video singkat, hingga pengembangan situs web desa yang dikelola bersama,” jelasnya.
“Harapannya, program ini dapat menjadi model pengabdian berbasis transformasi digital desa yang replikatif di wilayah pesisir lainnya di Indonesia,” tutupnya. (*/Red)