Lampung Selatan – WARTAPRO.ID – Bupati Lampung Selatan, Radityo Egi Pratama, memberikan ultimatum tegas kepada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan para camat di hari pertama kerjanya. Ia meminta seluruh jajarannya bekerja berbasis data, cepat, dan terprogram. Jika ada yang tidak mau mengikuti pola kerjanya, Egi mempersilakan mereka mengundurkan diri.
“Ini adalah kesepakatan yang tidak tertulis. Pintu terbuka lebar bagi siapa saja yang tidak mau berubah dari pola lama. Saya ingin semua bekerja berdasarkan data, bukan sekadar laporan asal bapak senang atau gaya kerja penjilat. Mari kita bangun Lampung Selatan dengan benar,” tegas Egi dalam rapat kerja bersama OPD dan camat. Senin (3/3/25).
Egi menargetkan perubahan signifikan dalam lima tahun masa kepemimpinannya. Ia ingin melihat kemajuan nyata, terutama di Kota Kalianda sebagai ibu kota Kabupaten Lampung Selatan. Menurutnya, lima tahun adalah waktu yang singkat, sehingga semua OPD harus bekerja sama, menurunkan ego, dan berkomitmen penuh untuk membangun daerah ini.
Salah satu langkah konkret yang akan diambil adalah menarik investor dari Jakarta. “Kalau semua kompak bekerja berdasarkan data, saya akan upayakan pengusaha di Jakarta mau berinvestasi di daerah kita,” ujarnya.
Egi juga menginstruksikan Dinas Pekerjaan Umum (PU) untuk lebih memprioritaskan pembangunan infrastruktur yang berdampak langsung pada ekonomi rakyat. Ia menekankan pentingnya perbaikan jalan yang berkaitan dengan produksi pertanian, akses menuju destinasi wisata, serta jalan umum yang sudah lama terbengkalai.
Selain itu, ia meminta Dinas PU mewajibkan para kontraktor yang bekerja di Lampung Selatan untuk memiliki kantor cabang di Kalianda. “Jika mereka tidak mau, kasih tahu saya. Saya bisa datangkan kontraktor dari Jakarta,” tegasnya.
Dinas Pariwisata pun mendapat instruksi khusus. Egi meminta mereka mendata semua titik wisata yang ada di Lampung Selatan dan menentukan mana yang paling ramai dikunjungi. Ia juga ingin pelaku usaha pariwisata dibina agar mampu memberikan pelayanan terbaik sehingga wisatawan merasa nyaman dan ingin kembali berkunjung.
Tak hanya itu, Egi juga mengingatkan ASN agar tidak korupsi waktu. Ia tidak ingin melihat pegawai berleha-leha di luar jam istirahat. “Kalau saya melihat ada yang istirahat di luar jamnya, akan saya beri sanksi tegas. Malu sama masyarakat yang menggaji kita,” katanya.
Ia mencontohkan pedagang pasar yang harus bekerja sejak pukul tiga subuh tanpa jaminan untung besar, serta petani yang bercucuran keringat demi hasil panen yang belum tentu mencukupi. “Sementara ASN bekerja di tempat sejuk dengan gaji besar. Jadi, kita harus malu dan bekerja dengan baik untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tandasnya.
Dengan gaya kepemimpinannya yang tegas dan berorientasi pada hasil, Egi berharap dapat membawa perubahan nyata bagi Lampung Selatan dalam lima tahun ke depan. (*)